Saturday, January 27

Mendadak Feminis

Lelaki Meraja

Ga bisa dipungkiri, dari dulu sampai sekarang dunia ini dikuasai laki-laki. Hampir di semua bidang laki-laki merajai. Di bidang sains contohnya, berapa banyak sih ilmuwan perempuan yang terkenal? Dari sekian banyak ilmuwan sains yang mau ngga mau namanya kita baca di buku-buku teks waktu jaman sekolah, misalnya ilmuwan-ilmuwan ngetop pada zaman Renaissans di Eropa, berapa banyak sih di antara mereka yang jenis kelaminnya perempuan? Baik di buku Fisika, Biologi, ataupun Kimia, ilmuwan yang disebutin hampir 100% adalah laki-laki.

Di bidang olahraga, jelas laki-laki mendominasi. Dari sekian banyak atlet yang dianggap paling sukses (dan katakanlah tajir) di seluruh dunia, persentase perempuan yang masuk daftar itu palingan ga sampai 5 persen. It's unmistakable that men posses what it takes to be good at sports. Umumnya secara fisik lelaki memang lebih kuat daripada perempuan. Otot laki-laki memang diciptakan jauh lebih unggul dari otot perempuan. Selemah-lemahnya tenaga lelaki kalo dibandingin sama tenaga perempuan pasti bakal menang juga.

Di bidang-bidang lain, seperti pemerintahan negara, musik, sastra, IT, dsb pengaruh laki-laki jelas masih dominan sampai saat ini. Di dunia ini, berapa banyak sih persentase perempuan yang jadi presiden atau menduduki jabatan di lembaga-lembaga tinggi negara? Sampai saat ini juga band-band ngetop, sukses, dan diklaim 'bermutu' yang digandrungi jutaan penikmat musik di dunia ini jelas-jelas masih didominasi laki-laki. Sastra? Dominasi lelaki bisa dilihat dalam sejarah sastra Indonesia. Dalam segala babak/periode mulai angkatan 45, Balai Pustaka, angkatan 66, para penulis dan penyair yang dianggap mewakili zamannya hampir semuanya adalah kaum lelaki. Di bidang IT, undoubtedly, ini sangat kentara. Di tiap forum-forum yang ngebahas tentang IT, pasti lah banyakan cowo di sana. Atau coba aja datengin kompetisi-kompetisi macem programming atau hacking, pasti di sana lebih dari 75% pesertanya adalah para manusia berdada rata dan berjakun.

Dalam agama pun, nuansa dominasi lelaki terhadap perempuan terasa kental. Contohnya, tokoh-tokoh penerima wahyu yang dibilang hampir sempurna, yang wajib diimani dan dijunjung serta dijadikan panutan, semuanya adalah laki-laki. Memang katanya ada alasan-alasan tertentu kenapa seperti itu. Ah, no comment deh.

Soal kedudukan perempuan dalam Islam yang sering jadi bahan pembicaraan, gw pernah baca artikel berjudul 'Are Women Inferior To Men In Islam?' di milis kalo ga salah. Di sana penulisnya berusaha mengcounter isu-isu yang selama ini beredar tentang ketidaksetaraan jender dalam Islam. Beberapa yang dipaparkan antara lain: (1) A man's share of inheritance is bigger than a woman's; (2) A man can marry a non-Muslim, a woman cannot; (3) Women must wear the veil; dan (4) A man can marry up to 4 wives, a woman can marry only one man. Untuk jawaban-jawaban terhadap soal nomer 1, 2, dan 3 yang diberikan penulisnya, gw sih ngerasa cukup puas. Tapi gw agak-agak ngga sreg ma jawaban soal nomer 4. Memang, kebanyakan jawaban di dunia ini (yang pro poligami) ngga menyediakan argumen yang cukup kuat untuk membuat gw bisa menyetujuinya.

Omong-omong soal poligami (dalam hal ini tentu saja poligini, bukan poliandri), menurut gw harusnya poligami ngga dilakukan oleh siapapun, dimanapun, dan untuk alasan apapun (I'm sick of men's cliché arguments, while actually they are speaking in the name of sexual desire). Poligami bisa menghancurkan kebahagiaan dalam kehidupan berkeluarga, meski mungkin prosesnya terjadi perlahan-lahan. Coba pikirin gimana perasaan anak-anaknya, saat menyadari perhatian bapaknya ngga lagi hanya tercurah untuk mereka, karena bapaknya bukan cuma milik mereka. Kalo soal perasaan istrinya sih, ga usah ditanya. Bayangin aja seorang istri yang lagi di tempat tidur sendirian, mikirin di suatu tempat pada saat yang sama suaminya lagi em el dengan perempuan lain, secara legal (dimana dia ngga punya hak untuk marah).

Pada dasarnya setiap orang itu egois, ngga rela berbagi sesuatu yang teramat dicintainya dengan orang lain, terlebih dalam hal ini yang dibagi bukan sesuatu yang sifatnya material tapi menyangkut perasaan. Lagipula dalam dalil tentang poligami ini, katanya dibolehkan poligami, asal adil. Sedangkan tidak ada di antara kamu (para lelaki) yang benar-benar mampu berbuat adil. Nah, intinya poligami itu ngga bisa dilakukan oleh siapa pun, iya kan? Kalo gw sih, seandainya nanti suami gw (di masa depan) ngajakin untuk menerapkan poligami dalam rumah tangga kami, hari itu juga gw bakal ngajakin dia jalan-jalan ke Pengadilan Agama terdekat, yaa ngapain kek di sana, iseng-iseng gitu masukin nama kami berdua buat masuk daftar tunggu pengadilan. Ih, jangan sampe sih.

Balik ke soal dominasi lelaki. Dalam panggung sejarah, perempuan memang hampir bisa dibilang ngga punya pengaruh apa-apa. Dalam bukunya yang fenomenal, The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History, Michael H. Hart mendaftarkan nama-nama yang menurutnya pantas disebut berpengaruh dalam sejarah peradaban manusia. Dalam daftar Top 15 yang disebutkan, (no wonder) ga ada nama perempuan yang masuk, satu pun. Dalam daftar 85 tokoh lainnya juga, (no wonder lagi) nama perempuan jumlahnya sedikit banget.

Bahkan yang menyebalkan, dalam bidang yang katanya urusan perempuan, seperti memasak, menata rambut, dan merancang busana lelaki masih aja mendominasi. Liat di hotel-hotel, cek apa jenis kelamin para chefnya. Liat di mall-mall, perhatiin nama salon-salon terkenal yang namanya berasal dari nama hairstylistnya (Rudi, Peter, Johnny, dsb), kalo ngga salah sih sampai saat ini nama-nama itu masih merupakan nama cowo. Pun begitu dengan urusan tata busana. Mereka, cowo-cowo, meskipun seringkali bukan cowo seutuhnya, memegang peranan penting dalam urusan tersebut. Jadi meskipun urusan-urusan di atas adalah urusan perempuan, tapi kebanyakan para perempuan mengerjakannya dalam lingkungan domestik/ rumah tangga aja, sedangkan untuk tingkat profesional, melibatkan popularitas, tetep aja lelaki mendominasi.

Shit.

Ngomong-ngomong, gw baru dapet oleh-oleh artikel menarik dari hasil menyambangi blog-blog orang. Judulnya Men are More intelligent than Women: Study. Judulnya menarik banget. Menimbulkan tanda tanya besar buat gw. Apa iya begitu? Jadi selain otot yang lebih unggul, lelaki juga dibekali otak yang juga lebih unggul? Begitukah?? Mungkin kapan-kapan gw harus ngadain riset sendiri kali yah.

Is it what we call 'kodrat'
Well, well, well, perempuan memang diciptakan berbeda dari lelaki. Beberapa perbedaan bisa dilihat dari sisi anatomi, fisiologi, sampai cara kerja otak. Bersyukur sih lelaki dan perempuan diciptakan berbeda, agar keduanya bisa saling melengkapi *katanya*.

Kemudian, lelaki dan perempuan berbeda dilihat dari sisi tanggung jawabnya dalam keluarga. As we know, lelaki bertanggung jawab untuk ngasih nafkah, perempuan bertanggung jawab untuk ngurus anak dan rumah. Ini udah seperti ketentuan alam. Sampai saat ini kewajiban untuk melahirkan memang masih ada di pundak perempuan, dan oleh karenanya juga ia memiliki kewajiban untuk membesarkan dan merawat anaknya (meskipun ini tanggung jawab bersama *katanya* tapi tetep aja kalo si anak kenapa-kenapa yang disalahin ya pasti ibunya). Mungkin hal ini baru akan berubah jika suatu saat cara untuk memperbanyak manusia tidak lagi melalui kelahiran dari rahim perempuan, melainkan dibikin di pabrik-pabrik manusia.

Setinggi-tingginya wanita berkarir, jatuhnya ke dapur juga. Atau bahasa ultrakasar-nya, ujung-ujungnya perempuan mah cuma 3 urusannya: dapur, sumur, kasur. Whew. Ungkapan yang sangat mendiskreditkan keberadaan perempuan.

Jadi, dengan kewajibannya dalam rumah tangga yang cukup berat, sedikit banyak akan menghambat kegiatan perempuan dalam berkarir. Iya, memang bukan tugas perempuan untuk cari duit, tapi apa salah? Satu contoh benturan kewajiban dalam rumah tangga dengan karir dialami oleh Katherine Reddy, tokoh utama dalam novel bergenre chicklit I don't Know How She Does It. Dia adalah seorang manajer investasi di perusahaan besar di UK, dan menempati peran cukup penting dalam perusahaan tsb. Pokok permasalahan dlm novel ini adalah bagaimana si Kat sangat sangat super kewalahan menjalankan 2 peran sekaligus, jadi ibu, istri, dan wanita karir (ups, itu bukan 2). Dan di akhir cerita –untuk bagian penyelesaian konflik—si penulis novel, Alison Pearson memaksa dia untuk give up, merelakan pekerjaannya dan fokus ngurusin keluarganya aja. Benar-benar suatu jalan keluar.

Ini yang selalu gw pertanyakan. Apa memang perempuan ga bisa menyamai lelaki dalam pekerjaan, dalam bidang-bidang profesional? Perempuan juga manusia, punya need of recognition. Pengen keberadaannya diakui. Apa tokoh-tokoh yang pantas dikenang sepanjang masa cuma bisa berasal dari kalangan lelaki? Di mana peranan perempuan sebagai mayoritas?

Mungkin beberapa dari lelaki akan berpikir begini, "Alaah.. udah ngapain sih nuntut yang macem-macem. Terima aja kodrat. Emang mau diapain lagi?"

Itu dia yang tadi, perempuan juga butuh pengakuan, pengen juga dibilang hebat, keren, dll. Pengen punya sumthin yang bisa dibanggain, dengan parameter-parameter yang sama sebagaimana apa yang dianggep lelaki sebagai kebanggaan. Dengan parameter-parameter yang diciptakan dunia ini tentang arti kesuksesan. Misalnya dunia ini menganggap bahwa jadi scientist adalah pekerjaan yang keren, nah, perempuan juga mau dong dibilang keren.

Mungkin gw di sini bicara atas nama ego perempuan. Eh, ego perempuan? Kedengerannya aneh. Ngga pantes. Kalo frase "ego lelaki" baru pantes kedengerannya, karena yang pantes dipertimbangkan egonya ya cuma lelaki. Ya, cuma lelaki. Perempuan cuma dianggap makhluk setengah manusia yang kerap kali hak-haknya (dalam hal ini hak untuk memiliki ego) diabaikan.

Di Balik Pria yang Sukses Tersembunyi Perempuan yang Hebat

Hal ini terpikir oleh gw saat nonton Cinderella Man. Di sana digambarkan, istri sang petinju legendaris James J. Braddock memegang peranan yang penting atas keberhasilan suaminya. Dialah pemberi semangat sekaligus *mungkin* alasan sang suami terus berjuang dalam karirnya. Hmm...

Kalimat yang diblockquote di atas sekilas memang terkesan mengagungkan perempuan. Para perempuan boleh sedikit berbangga saat mendengar ungkapan ini. Tapi pertanyaannya adalah mengapa harus di balik? Mengapa tidak perempuannya sendiri yang take action, jadi pelaku utama? Apa memang kedudukan perempuan cuma sebatas penyemangat? Nothin more but cheerleader?

Memang, kadang gw suka merasakan ketidakadilan atas kodrat yang ditimpakan kepada perempuan. Tapi di sisi lain gw menyadari bahwa bisa melahirkan anak dan melihat serta mendampinginya tumbuh dan berkembang adalah suatu anugrah tersendiri buat perempuan. Ngga ada yang bisa ngegantiin rasa bahagia dari melakukan hal itu.

Emansipasi Perempuan
Katanya sih, emansipasi perempuan baru ada pada abad 20, era 1900-an. Memang, sebelum itu perempuan dianggap sebagai jender kelas dua, sering disunat hak-haknya. Makanya ga heran kalo dalam sejarah, perempuan ga memiliki pengaruh kuat.

Omong-omong soal emansipasi perempuan, tau dong siapa tokoh yang dielu-elukan dan dianggap sebagai ikon emansipasi perempuan di Indonesia? Yap, Kartini, sang mbakyu dari Jepara yang tiap tanggal 21 April disebut-sebut melulu namanya di TV. Nah, kata guru Bhs.Indonesia gw (cowo) di SMA yang agak eksentrik dan tidak konvensional dalam berpikir, RA Kartini mah cuma tokoh piktip belaka, sama piktipnya dengan tokoh Catwoman yang diperanin ma Halle Berry, Wonder Woman yang (gw ga tau :p), atau Pretty Woman yang diperanin sama Julia Roberts. Kata guru gw itu, Kartini bisa dinobatkan jadi pahlawan nasional karena permainan penguasa negara Indonesia yang notabene berasal dari Jawa dan sangat kental ke-Jawa-annya. Karena dari Jawa ga ada pahlawan perempuan yang bisa dibanggakan, ngga seperti Aceh yang punya Cut Nyak Dhien, JaBar yang punya Dewi Sartika, atau Maluku yang punya Christina Martha Tiahahu, maka dari itu, untuk mengangkat harkat dan derajat suku Jawa –dimana rasa hormat dari orang lain adalah hal yang sangat penting bagi orang Jawa— diciptakanlah skenario tentang pahlawan wanita bernama RA Kartini. Kata guru gw, aneh, kenapa cuma gara-gara surat-suratan sama temennya di Belanda bisa menjadikan dia seorang pahlawan? Lagipula buku hasil surat-suratannya itu emangnya dibaca berapa banyak orang perempuan di Indonesia sih? Emangnya bukunya jadi bestseller? Toh, kata emansipasi di Indonesia juga udah dikenal sebelum Kartini lahir. Trus perjuangan Kartini yang bikin sekolah buat perempuan itu manfaatnya terlalu mikro dan sifatnya terlalu lokal, ga berskala nasional. Jadi ada atau nggak ada Kartini ga ngaruh sama emansipasi perempuan di Indonesia, karena skenario yang dikarang oleh penguasa itu jelek, ga menggambarkan peran yang 'wow',*kata guru gw, sekali lagi*. Tau ah gelap, bodo amat sama Kartini.

Sebenernya efek dari emansipasi perempuan udah mulai terasa sih. Saat ini di seluruh dunia, keberadaan perempuan dalam dunia kerja udah jadi kelaziman. Perempuan udah bisa sekolah setinggi-tingginya menyamai laki-laki. Walaupun untuk benar-benar menghapuskan dominasi lelaki adalah hal yang masih mustahil.

Saat ini cukup banyak bermunculan figur-figur perempuan yang bisa dibanggakan. Oprah Winfrey contohnya. Oprah, yang sekarang biasa menyandang gelar "the richest blabla.." di belakang namanya pada kepala berita, emang patut diacungin jempol. Terlepas dari gosip-gosip jahat tentang dia (bisa banyak ditemuin di sini, situsnya orang-orang yang sirik sama Oprah, sebaiknya ga usah dibuka sih), dia udah mencatatkan prestasi yang gemilang di dunia per-talkshow-an.

Kagum juga, karakter penyihir dari sekolah Hogwarts yang superduper ngetop dan bikin jutaan orang di seluruh dunia ini jatuh cinta dan selalu menanti-nanti setiap saat kapan bisa ngeliat aksi selanjutnya dari si penyihir tsb, baik di buku maupun film, berasal dari hasil kerja otak seorang perempuan. Eventhough I'm not a fan of Harry Potter, but looking at the achievement that the author has got, I'd like to say to her "Great job!"

Di Indonesia juga, kira-kira 10tahun terakhir, mulai bermunculan penulis-penulis perempuan yang dianggap membawa angin segar bagi khazanah sastra di Indonesia. Penulis-penulis macem Ayu Utami, Dee, dan Djenar Maesa Ayu bisa membuktikan eksistensinya dengan menciptakan karya-karya yang cukup diterima baik di pasaran. Tema dasar yang diusung kebanyakan adalah tentang pemberontakan wanita terhadap sistem yang menjajahnya. Terlepas dari opini negatif yang mengatakan bahwa penulis-penulis sealiran itu bisa tenar karena mengeksploitasi kata-kata provokatif dan berbau seks, tapi karya-karya mereka memang worth-appreciated kok.

Semoga makin banyak perempuan2 berprestasi di dunia (yang patriarkat) ini.

We're not mannequins
Pada saat ini, kadang, perempuan susah maju disebabkan oleh perempuannya itu sendiri. Perempuan2 seringkali menganggap apa yang ada "di luar" adalah merupakan segala-galanya dan kerap mengabaikan apa yang seharusnya ada "di dalam", seolah secara tidak langsung membenarkan pandangan lelaki tentang perempuan: perempuan adalah (hanya) perhiasan dunia. Gw ngerti, being pretty and stylish adalah sesuatu yang penting untuk kaum kita (I have no doubt of it). But, what I mean is it's not the only thing to be thought of. We have to prove that we're not empty shell. We should have something to be proud of besides merely beauty or curves.

For young ladies, stop dreaming of become a model as if it's the only purpose you live in this world. Becoming a model, you're just a product to be showed off, you're not any creator. Stop making Paris Hilton as your idol; she'll only lead y'all to a wrong way. All she does is spending her grandpa's money, partying everyday, and making useless porn videos.


So what am I not supposed to have an opinion
Should I be quiet just because I'm a woman
Call me a bitch cos I speak what's on my mind
Guess it's easier for you to swallow if I sat and smiled

When a female fires back
Suddenly big talker don't know how to act
So he does what any little boy will do
Making up a few false rumors or two

That for sure is not a man to me
Slanderin' names for popularity
It's sad you only get your fame through controversy
But now it's time for me to come and give you more to say

This is for my girls all around the world
Who've come across a man who don't respect your worth
Thinking all women should be seen, not heard
So what do we do girls?
Shout out loud!
Letting them know we're gonna stand our ground
Lift your hands high and wave them proud
Take a deep breath and say it loud
Never can, never will, can't hold us down


-Christina Aguilera, Can't Hold Us Down-


Ngeh sama bagian lirik yang dibold? Sepertinya itu ditujukan untuk seseorang, terkait perseteruan Christina dengan orang tsb beberapa tahun silam. Hehe.. siapa lagi kalo bukan The King of Controversy from Detroit? Hehe.. Dia emang suka asal dalam mengekspresikan perasaannya. Emang keliatan banget kalo dia doyan mancing kontroversi. Sindir sana sindir sini. Sebut nama ini sebut nama itu. But he does it in a good way, in a cool way. Lagipula bukankah dia dibesarkan di negara Amerika Serikat dimana mengekspresikan opini itu bisa dilakukan dengan sangat bebas? Liat aja infotainment2 luar kaya acara2nya VH1. Komentator2nya kalo ngasi opini tentang artis-artis Hollywood suka jahat n keterlaluan banget gitu. Bukannya yang kaya gitu udah biasa di sana? Toh dunia ini memang cinta kontroversi. *berusaha menjustifikasi*

Tapi... dia terkenal memang karena dia pantas mendapatkannya, karena talentnya, karena kejeniusannya, karena kharismanya. Kalau kontroversi itu cuma bumbu. Rasanya sah-sah aja memberikan 'bumbu' dalam dunia entertainment.

Loh loh loh... kok gw malah belain dia sih? Bukannya harusnya dalam postingan ini gw memihak dan membenarkan kata-kata Christina? Huh, postingan yang kontradiktif!

Ah, lupain soal Christina dan si Kontroversial.

Yaudah ah, akhir kata, maju terus yah perempuan..

Read More......

Monday, January 22

Gw ga kan nyesel..!

Hahah.. Ketawa gw pas gw baca lagi tulisan di jurnal gw yang gw tulis waktu kelas 2 SMA (ketawa beneran sih ngga, cuma dalem hati aja). Isinya tentang where do u want to go after graduating from hi skool. Di situ jelas-jelas tertulis dengan mantab bahwa abis lulus SMA gw mau masuk ke jurusan Teknik Informatika di sebuah perguruan tinggi ternama di Bandung yang terkenal dengan lambang gajah (yang lagi) duduk.

Tulisan itu gw buat karena terinspirasi oleh kakak kelas gw dari SMP sampe SMA yang kalo pulang sering bareng gw secara ngga sengaja, trus kalo lagi maen di warnet gw juga sering ketemu dia secara ngga sengaja pula (keterangan yang ngga penting). Jadi waktu itu gw liat di papan pengumuman anak-anak 81 yang lulus SPMB, dia keterima di jurusan yang gw mau, di perguruan tinggi yang gw mau pula. Gw jadi ngiri ma dia, pengen masuk situ juga. Mupeng euy..

Gw milih Teknik Informatika karena apa yah? Mungkin karena gw ga tau mau milih jurusan apa yang lain kali yah. Meskipun ga ada basic komputer, tapi secara gw ga minat sama jurusan lain (apa coba? akuntansi? kedokteran? teknik elektro? teknik sipil? teknik lingkungan? teknik industri? matematika? fisika?? sebutin semuanya, ga ada satu pun yang nyantol di otak gw), yaa akhirnya informatika deh tujuan gw. Sedang lain dengan Teknik Informatika. Menurut gw ini mungkin bakal jadi fun. Sementara soal kenapa dulu gw maunya di perguruan tinggi tersebut, yaa ga usah ditanya lah. Alesan gw mungkin hampir-hampir sama dengan sekitar 3000 orang lain di Indonesia yang menjatuhkan pilihan tentang kuliahnya pada jurusan Teknik Informatika di perguruan tinggi tersebut. Secara perguruan tinggi tersebut adalah perguruan tinggi teknik terbaik di Indonesia, jadi kalo mo ngambil kuliah teknik (dalam hal ini teknik informatika, jurusan yang beberapa tahun terakhir ini emang laris manis), ya di tempat terbaiknya dong. Alesan gw yang lain mungkin karena perguruan tinggi tersebut terletak di Bandung—yang ngga jauh dari Jakarta— karena gw udah memutuskan kalaupun harus kuliah di luar kota ga usah jauh-jauh. Lagipula gw pikir Bandung adalah kota yang asik dan cool (cool: 1keren, 2dingin). Bayangin kalo gw harus kuliah di Surabaya atau Semarang, udah jauh, panas pula!

Ya, singkat kata itulah cita-cita gw di masa SMA pertengahan sampai menjelang akhir. Kita skip aja kejadian yang terjadi setelah itu, yang menyebabkan gw melupakan dan mengkhianati cita-cita gw sendiri. Ya, gw udah ngeduain perguruan tinggi cita-cita gw itu dengan memilih yang lain, yang bisa dibilang rivalnya. Selingkuhan gw yang ini sama-sama di Bandung sih, cuma hampir bisa dipastikan kalo lo nyari lokasinya di peta, bakalan susah nemunya kalo lo ga termasuk orang yang cermat, teliti, dan tekun, serta rajin menabung :p

Kadang gw suka mikir sebentar, merenungi keputusan yang udah gw buat, sembari berharap, jauh dalam lubuk hati, gw ga kan menyesali hal ini. Karena yang namanya nyesel itu sumpah ga enak banget. Saat lo menyadari bahwa lo udah mengambil keputusan yang salah, lo akan ngerasa jadi orang yang bodoh banget, dan biasanya hal ini akan berlanjut dengan mengutuk-ngutuk diri sendiri dan tanpa disadari sering mengucapkan kata �fandaikan...�f — kata yang ngga berguna untuk diucapkan sering-sering.

Sumpah yah, yang bikin kesel tu kalo temen gw lagi manas-manasin gw tentang pilihan yang gw tinggalin itu. Yang tadinya ga kenapa-napa, jadi mikir-mikir buat nyesel. Yang gw inget waktu temen sekelas gw di kampus bilang gini, �hNgapain lo disini, udah enak di sono, lo kalo mo minum tinggal mangap, keluar deh aer dari keran.�h Hehehe... simpel sih kata-katanya (namanya juga guyonan), tapi kalo gw pikirin dan hayatin (apalagi mikirinnya beberapa hari menjelang si �fbulan�f dateng), suka sensi aja gituh.

Trus yah, gw rasa orang-orang di dunia pertelevisian Indonesia juga kayanya mo ikut-ikutan manas-manasin gw deh, dengan menayangkan film plus acara serial tentang 4 cowo sekawan yang berjuang mengatasi status mereka yang �fkosong�f, dimana di acara tersebut latar belakang tempat yang paling menonjol adalah kampus mantan idaman gw itu. Di situ suasananya asik banget keliatannya, membuat gw tergoda untuk membanding-bandingkannya dengan suasana tempat gw berada. Damn.

Kalo udah kaya gitu gw biasanya melakukan hal ini: sebelum tidur, di depan cermin gw mengucapkan kalimat: �hGw ga akan nyesel. Gw ga akan nyesel. Gw ga akan nyesel. Gw ga akan nyesel. Gw ga akan nyesel. Gw ga akan nyesel...�h begitu terus berulang-ulang sampe gw fall asleep. Dan keesokan paginya gw akan lupa bahwa kemaren gw pernah berpikir untuk nyesel. Hehehe,,, boongan doang ding. Ga sampe sgitu seriusnya kok (setidaknya sampai saat ini belum perlu segitu seriusnya).

Ok, gw udah gede. Udah berani ambil keputusan, harus pula berani mempertanggungjawabkan. Gw rasa sih keputusan gw udah tepat, tinggal bagaimana gw mengatasi perasaan-perasaan ga penting yang kadang mengambil alih diri gw.

Gw akan buktikan kalo gw ga akan nyesel milih perguruan tinggi gw sekarang ini, dan gw juga akan buktikan kalo dia ga akan nyesel udah milih gw jadi mahasiswinya.

Huff..

Hidup ini memang penuh dengan pilihan.

Read More......

Wednesday, January 17

problemo

"Kau tak mengerti bagaimana rasanya saat berjalan melintasi pusat perbelanjaan, melihat begitu banyak manekin mengenakan pakaian yang indah, dan saat kau mulai tertarik pada beberapa di antara pakaian-pakaian tersebut kau hanya akan menemukan bahwa tidak ada satu pun yang sesuai ukuranmu. Begitulah, pakaian-pakaian indah itu tidak pernah tercipta untukku."

"Jauhkan keripik itu dari pandangan mataku! Itu mengandung setidaknya 500 kalori."

"Mengapa kata gendut selalu diucap pertama kali saat orang-orang normal harus mendeskripsikan ciri-ciri orang yang bobot tubuhnya di atas rata-rata? Tak bisakah mereka menyebutkan ciri-ciri lain terlebih dahulu? Orang yang mereka bilang gendut toh juga punya rambut, warna kulit, tinggi badan, dan banyak ciri fisik lain yang bisa dideskripsikan. Mengapa berat badan harus memegang peranan yang paling penting dalam deskripsi fisik seseorang?"

Ya, aku memang tak tahu bagaimana rasanya kesulitan mencari baju; bagaimana aku harus menjauhkan diriku dari kudapan yang memang terlihat sangat menggoda sambil menimbang-nimbang setiap jumlah kalori yang akan masuk ke tubuhku; dan bagaimana aku harus menghadapi orang-orang di dunia ini yang menganggap memiliki berat badan yang mereka sebut normal adalah suatu hal yang penting. Aku memang tak pernah merasakannya. Tapi aku tahu, Ash telah memendam rasa pedih yang teramat sangat selama ini. Hampir setiap kali ia menceritakan tentang hal itu kelenjar air mata di wajahnya bekerja tanpa bisa ia kuasai. Aku tahu bahwa ia sedih dan muak dengan keadaannya, sering pula ia merasa tak berdaya. Namun karena memang aku tak tahu bagaimana pedihnya perasaan yang ia rasakan, aku tak dapat berkata banyak padanya. Oh Ash, temanku yang malang. Tapi aku yakin suatu saat keadaan akan berubah. Aku percaya suatu hari ia akan kehilangan sebagian bobot tubuhnya dan memiliki bentuk tubuh yang ia inginkan.

"Kau tahu, setiap keluarga besar berkumpul, mereka akan mulai lagi berbasa-basi dengan perkataan yang sebenarnya paling tidak ingin aku dengar. 'Wah, kau gemukan yah sekarang?'. Itu adalah kata-kata paling bodoh dan tidak peka sedunia yang pernah dilontarkan orang kepadaku. Ingin sekali aku membungkam mereka, tak peduli apapun kedudukan mereka dalam silsilah keturunan keluarga. Tapi sayang aku tak pernah bisa."

"Dan kau tahu apa, yang membuat kesedihanku sempurna adalah mereka selalu senang membanding-bandingkan antara aku dan kakakku, sang Ms.Perfect. Tentu saja dia punya segala hal yang tak aku punya. Kau ingat ungkapan 'Jika tidak ada yang jelek, maka tidak akan ada yang disebut cantik. Jika tidak ada yang bodoh, maka tidak akan ada yang disebut pintar'? Aku benci kata-kata itu. Mereka yang pernah menyebut kata-kata itu pasti tidak tahu bagaimana rasanya dibandingkan dengan orang lain hanya untuk mengetahui betapa sempurnanya orang itu dengan menunjukkan semua kelemahan-kelemahanmu. Orang-orang di keluarga besarku membuatku ingin membenci kakakku sendiri, tapi toh aku juga tidak bisa, karena dia selalu menyayangiku dengan tulus."

Seakan masalah berat badannya belum cukup, Ash harus menerima perlakuan yang menyakitkan hati dari orang-orang di sekelilingnya. Ya, aku tahu menjadi objek perbandingan untuk dijelek-jelekkan memanglah tidak enak. Namun lagi-lagi aku tidak tahu bagaimana rasanya karena aku tak pernah berada di posisinya. Aku malah lebih sering berada di posisi kakaknya. Tapi ku harap Ash tidak membenciku karenanya. Aku juga tak pernah ingin untuk dibanding-bandingkan dengan orang lain hanya untuk menyebut kelebihan-kelebihanku. Menurutku tak perlu menjatuhkan seseorang untuk memuji orang yang lain. Setiap orang di dunia ini unik, maka hargailah itu.

Ash hanya salah seorang dari beberapa temanku yang memiliki problem cukup berat dalam hidupnya. Seorang temanku yang lain, Beck harus kehilangan ayahnya dalam usia yang belia. Aku juga tak bisa membayangkan bagaimana menjadi dirinya, yang selain harus kehilangan anggota keluarga yang dicintai juga harus mengalami gangguan stabilitas keuangan dalam keluarga. Aku sangat menghargai sikap tegar Beck yang selalu berwajah ceria hampir setiap saat.

Lain masalah Ash dan Beck, lain lagi masalah Chad. Kawan lamaku di bangku sekolah menengah pertama itu memang tidak harus kehilangan nyawa orang yang dicintainya, melainkan nyawanya sendiri. Ia belum pernah merasakan ulang tahun yang ke-17, usia dimana kata orang-orang kau sudah berhak menentukan jalan hidupmu sendiri. Waktu itu baru berselang beberapa bulan setelah ia dinyatakan resmi menjadi murid salah satu sekolah menengah atas ternama di kotaku. Jadi masalah yang ia miliki sekarang adalah masalahnya di dunia ini sudah selesai.

Entah bagaimana kabarnya di sana. Jika aku bisa bertanya, aku ingin sekali tahu keadaannya di sana. Sayang aku tak bisa bertelepon atau berkirim surat elektronik, atau apalah untuk sekadar ingin tahu. Sedang apa dia saat ini, sementara kebanyakan teman-temannya di sini masih bergumul dengan keindahan dunia, mencoba mengeksplorasi setiap inci dari tempat mereka berpijak.

Ash, jangan kau kira aku tak punya masalah hanya karena aku tak pernah menceritakannya padamu. Aku ingat kau pernah berkata bahwa kau akan merasa lebih lega jika mendengar orang lain menceritakan padamu tentang masalah mereka yang berat, untuk mengetahui bahwa kau tidak sendiri, bahwa kau bukan satu-satunya gadis dengan masalah yang serius. Asal kau tahu, aku ingin sekali melakukannya untuk meringankan beban yang kau rasakan, dan tentunya juga meringankan bebanku sendiri. Aku ingin berbagi cerita, berbagi derita denganmu. Tapi entah mengapa tenggorokannku seperti tercekat setiap kali aku mencobanya.

Ash, aku ingin sekali kau tahu bahwa masalahmu belum seberapa dibandingkan masalahku. Ini bukannya mau menyombongkan diri atau apa, lagipula memangnya masalah bisa dijadikan objek untuk disombongkan? Kau masih beruntung dapat meringankan kesulitan yang kau alami dengan menceritakannya pada orang lain. Sedangkan aku? Berpikir untuk menceritakannya saja terkadang aku takut.

Aku mungkin selalu terlihat tenang di depanmu, seolah tanpa masalah. Tapi bukannya jarang masalah itu menyeruak pikiranku. Itu hanya karena aku selalu menekannya ke bawah sampai berada pada prioritas terendah dalam daftar hal-hal yang harus ku pikirkan. Selama ini aku hanya bisa menangis dalam diamku. Terisak tanpa suara.

Aku selalu berjanji pada diriku sendiri untuk selalu menjadi tangguh, meskipun kadang aku tak tahan untuk melanggarnya. Aku juga selalu berusaha sekuat tenaga agar kebahagiaanku tidak bergantung pada keadaan di sekelilingku. Seperti yang banyak dikatakan dalam buku-buku psikologi remaja, kebahagiaan adalah urusan hati, itu bergantung pada bagaimana kau menyikapi masalah yang kau hadapi. Seolah aku ingin menghipnotis diriku sendiri untuk mempercayai bahwa aku bisa menciptakan kebahagiaan di duniaku sendiri.

Sore itu aku berkunjung ke rumah Ash. Ibunya yang ramah lalu menyambutku dengan suguhan masakan-masakan beliau yang lezat. Kami duduk makan bertiga sampai akhirnya ayahnya pulang dan bergabung bersama kami. Sang ayah bercerita tentang kejadian lucu di kantornya. Sang ibu menyendok nasi ke piring sang ayah sambil sesekali menanggapi kelakar sang ayah. Ash tertawa sambil berkata-kata manja.

Cukup. Ku palingkan wajah dari adegan yang sempurna itu. Di luar kontrolku, sang kelenjar air mata bekerja sesukanya.

Read More......

journey back home vol 2

Selesai UAS kalkulus, Sabtu, 13 Jan 07, temen-temen kosan gw udah mulai sibuk dengan rencana mereka untuk melarikan diri dari pengasingan. Terpancar aura bahagia dari wajah mereka, mengingat kesempatan yang terbuka lebar di depan mata untuk sejenak menghirup udara bebas, menghilangkan penat yang hampir membunuh. What a hectic day it was! Pada ngepak-ngepak baranglah, mondar-mandir sana-sinilah, mesen taksilah, yaa repot deh pokonya. Semua anak di kosan pulang hari itu kecuali gw dan 2 orang temen lagi. Gw sengaja milih pulang besoknya aja, byar pagi-pagi.

Jadi malem itu di kosan sepi banget. Gw di kamar ajah sembari ngabisin Naruto yang ke-6. Bagian terakhir kalo ga salah nyeritain persahabatan Sakura Haruno sama Ino Yamanaka yang rusak gara-gara sama-sama suka Sasuke (huuhh,, dasar cewe... :p). Ternyata seru juga tu komik, meskipun kadang-kadang gw ga ngerti ama adegan fightnya yang ribet banget sampe suka pusing ngeliatnya (secara gw baru mulai baca komik gituh), overall kata gw ni komik bagus. Penjelasan tentang jurus-jurus ninjanya tuh sophisticated, trus karakter-karakternya keren (apalagi guru Kakashi, lutuu..), apalagi digambarkan di situ kalo tokoh utamanya tuh rada cemen, bukan si tokoh utama yang super-segala-galanya. Masashi Kishimoto rocks! It's interesting to see how Naruto struggles to get recognition from his surrounding. It's a lesson about life, isn't it?

So, keesokan harinya, jam 05.20 gw berangkat dari kosan. Udaranya masih seger euy. Trus sampe terminal Leuwipanjang sekitar jam 6 gitu. Pas gw naek ke bus, blom ada siapa-siapa sama sekali. Gw nunggu aja deh disitu sendirian. Kira-kira 10menit setelah itu, dateng seorang cowo, umur kira-kira 25an, dengan dandanan ala tipikal preman jalanan yang digambarin di sinetron-sinetron—tampang agak brewokan, pake anting di salah satu kupingnya, celana jins belel yang robek di atas lututnya (kalo gw ga salah liat di balik bagian yang robek itu ada tato deh), jaket jins yang ditempelin badge banyak bgt, kupluk, Converse belel yang robek di beberapa bagian, ma tas selempang. Outfit yang perfect buat bikin cewe yang lagi sendirian jadi agak-agak parno gitu. Tapi secara gw adalah seorang plegmatis yang selalu menganggap bahwa kejadian-kejadian buruk ngga akan menimpa gw, itu cuma ada di film atau berita kriminal—ga tau kenapa gw bisa menganut asas kaya gitu—gw siy tenang-tenang aja, ga mikir macem-macem.

Dy nyamperin gw dan nanya ongkos bus itu berapa, setelah itu ngambil tempat duduk di seberang gw. Mulailah dia dengan pertanyaan pembuka standar: kuliah apa kerja?, mo pulang?, blablabla,,, Ya gw jawabin aja deh tuh. Akhirnya malah ngobrol ngalor-ngidul. Dy nyerocos aja, gw mah palingan nimpalin sekenanya atau cengar-cengir. Lumayan sih, ada makhluk bernyawa yang bisa diajak ngobrol, secara waktu itu gw mw ngajakin seorang temen ngobrol lewat sms tapi ga dibales-bales. Gila busnya lama bener berangkatnya! Beberapa topik lumayan menarik sih, seru aja ngedenger sesuatu yang bukan dari dunia gw selama ini. Ada kali ngobrol sampe 1 jam, sebelum akhirnya cape trus mencoba tidur tapi ga bisa-bisa.

Betapa standar, sampai akhirnya tu orang nanya nama gw. Gw jawab tanpa bertanya balik. Eh, abis itu dya nyebutin namanya,,, kan gw ga nanya,,hihi...
Abis itu sempet ganti beberapa topik pembicaraan sampai akhirnya, betapa standar, dy minta nomer gw. Waduh, how am I supposed to do nih.. Trus gw minta dy nyebutin nomernya, biar gw miscall. Jadilah dia ngesave nomer tersebut yang notabene sifatnya disposable. Huahaha,,,

Trus dy sempet asking permission, "Gw boleh duduk disitu ga?" sambil nunjuk tempat yang kosong di sebelah gw. Beuh,, yang bener aje lo. "Ini buat tas gw," kata gw sambil nengok ke arah tas di samping gw. Alasan yang jelek sih, secara tas kan bisa ditaroh di atas, di tempat tas. Tapi toh emang tas gw dua-duanya ga gw taroh atas, jadi satu gw pangku, satu lagi di tempat duduk di samping gw. Thank God gw bawa tas 2...

Huh... Pengalaman yang aneh..

Perjalanan lumayan ngebetein dan lama. Pas dikit lagi mo nyampe tol Bekasi Timur gw malah ngerasa ngantuk tuh. Terpaksa bangun deh.

Waktu nyampe yang pertama kali dirasain, buset deh, Jakarta panas banget euy... Bukannya sekarang musim penghujan yah? Tapi tetep aja panas ngga ketulungan. Berarti SEPANJANG TAUN Jakarta kaya gini?? Gilaaa,,, Keringetan mulu. Bener-bener efek global heating (bukan global warming lagi) udah kerasa banget di Jakarta.

Hahah,, ga penting banget gitu yah nyeritain perjalanan di bus. Tapi gw suka aja gitu. Perjalanan pulang dari Bandung ke Jakarta setidaknya selalu mengandung sedikit rasa yang menyenangkan, ketimbang perjalanan gw dari Jakarta ke Bandung—yang biasanya menimbulkan rasa cemas berlebih dalam diri gw, karena dalam hati bertanya-tanya apa yang akan terjadi nanti di Bandung sana, lebih tepatnya lagi, di Dayeuhkolot sana.

By the way, met liburan!!

Read More......

Monday, January 1

HAPPY NEW YEAR 2007!!

HAPPY NEW YEAR 2007!!
Sebenernya ucapan "Happy New Year" bagi gw kurang tepat deh. Buat gw itu seharusnya lebih bernada sedih, bukan ceria. Mungkin lebih kaya gini: "Yah, udah taun 2007 aja nih. Bumi makin tua, gw makin tua, makin mendekati akhir". Ah, whatever deh.

Nu Year Eve taun ini gw di Bandung (Dayeuhkolot juga Bandung loh:p). Teringat taun-taun sebelumnya, byasanya gw ngumpul ma temen2 SMP gw. Sekarang ngga, gara-gara UASialan. Taun baruan juga di kosan doang. Garing. Tapi gpp d, setidaknya masih bareng2 temen2 kosan, ma second family, jadi ga terlalu menyedihkan.


Di malam pertambahan tahun Masehi kali ini, ada yang spesial juga sih. Jadi kemaren, kira-kira pas lagi bareng2 nonton Heart yang ditayangin di RCTI sambil mencerca setiap adegan yang muncul, HP gw bunyi, sms diterima. Wah, si nomor dari operator yang ga ada di Indonesia, Hutchison kalo ga salah? Pas gw buka, whew, si HP memperingatkan bahwa SMS yang akan dya bacain tuh terdiri dari 5x ukuran SMS normal.

Setelah dibaca, yaah,, kepotong,, baru keliatan 1 sms doang (serasa nonton film seri banget deh), penasaran lah sama yang empat lainnya. Mmm,, mungkin gara2 inbox gw kepenuhan kali yah. Maklum, HP jelekan sih. Terpaksa akhirnya gw menyortir dan mendelete sms2 di inbox yang uda out of date (tapi sebenernya gw masih mau nyimpen, cuz itu bnykan dari ma best riends). Tapi penasaran dengan 4 sms yang masih melayang di udara, yah gpp deh.

Setelah itu sms dari nomer yang sama berulang-ulang masuk, mungkin mau mengamandemen sms yang pertama, menambah jumlah pasal-pasalnya, tapi ga berhasil mulu, tetep aja yang gw baca itu-itu doang, 1 sms pertama.Kejadian itu berlangsung sampe 10 kali, kali. Selang waktu stgh atau satu jam berikutnya baru deh gw bisa baca yang full version dari sms itu.
Gw baca...

Xxxxxxx...........................................................
..............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
.................................................. xxx xxxx xxxx!



Wuhu.. isi smsnya bener2 sukses ngebuat gw senyum2 ga jelas ala seorang psycho. Anjrit! Tapi gw sempet mikir, palingan ni orang cuma terbawa suasana aja abis nonton kembang api, jadi mellow gituh kaya di pelem-pelem. Jadilah korbannya gw.

Gw mikir lagi, si pengirim sms ini tau ga yah reaksi si penerima sms setelah baca ini kaya gimana..
Seandainya gw nerima sms itu di tempat umum yang dipasangin kamera CCTV, mungkin gw bakal jadi pemandangan paling mencolok, aneh, dan mencurigakan di layar pengawasnya.


GW SENENG..


































sekaligus sedih..

so the situation can be described like this: i like u. u like me. that's all.


Malam tahun baru yang aneh.
Sekaligus menyebalkan, karena UAS makin deket. Argghhh...

Read More......